A.
Pertumbuhan Penduduk
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi
dua:
1.
Orang yang tinggal di daerah tersebut
2.
Orang yang secara hukum berhak tinggal
di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk
tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di
daerah lain.
Pertumbuhan penduduk adalah Perubahan populasi sewaktu-waktu,
dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah
populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan
penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada
manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutandemografi nilai
pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk
dunia.
Faktor yang Mempengaruhi pertumbuhan penduduk secara umum ada 3 faktor
utama, yaitu :
1.
Kelahiran (Natalitas)
2.
Kematian (Mortalitas)
3.
Perpindahan (Migrasi)
Nilai Pertumbuhan
Penduduk
Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana
jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada
perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah
individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam
rumus: P = Poekt
Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi
pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya
periode.
Ketika pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu
wilayah atau lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk. Gangguan dalam populasi
manusia dapat menyebabkan masalah seperti polusi dan kemacetan lalu lintas, meskipun dapat
ditutupi perubahan teknologi dan ekonomi. Wilayah tersebut dapat dianggap
“kurang penduduk” bila populasi tidak cukup besar untuk mengelola sebuah sistem ekonomi.
Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain, hal
ini dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya kepadatan penduduk di dalam satu
daerah serta memeratakan penyebaran penduduk.
Macam-macam migrasi, yaitu:
1.
Transmigrasi, adalah perindahan penduduk
dari suatu pulau yang padat penduduknya ke pulau yang jarang penduduknya.
2.
Urbanisasi, adalah perpindahan penduduk
dari desa ke daerah perkotaan, kejadidan ini di akibatkan anggapan bahwa adanya
anggapan fasilitas di daerah perkotaan lebih lengkap dan banyaknya lapangan
pekerjaan.
3.
Imigrasi, adalah perpindahan penduduk
dari luar negeri ke dalam negeri.
4.
Emigrasi, adalah perpindahan penduduk
dari dalam negeri ke luar negeri.
5.
Reurbanisasi, adalah perpindahan
penduduk dari kota kembali ke desa.
6.
Remigrasi, adalah perpindahan penduduk
kembali ke negara asal.
Dampak positif dari migrasi penduduk selain mampu mengurangi kepadatan
penduduk, dalam suatu daerah, memeratakan penyebaran penduduk, membuka lahan
baru memajukan daerah yang tertinggal serta mampu membuat lapangan kerja baru
di daerah tersebut, selain itu migrasi penduduk mempunyai dampak yang negative yaitu
kurangnya sosialisasi dan keterampilan menimbulkan masalah baru yaitu pengangguran
dan kemiskinan, kurangnya fasilitas yang di berikan pemerintah membuat
masyarakat kurang mampu mengembangkan potensi saat berada di daerah baru.
B.
Ledakan Penduduk
Ledakan penduduk adalah pertumbuhan penduduk di suatu negara secara cepat
dan tiba-tiba serta tidak terkendali. Dalam konteks ke-Indonesiaan,
masalah ledakan penduduk mulai terasa di akhir tahun 1960-an. Data statistik
dari sensus ke sensus membuktikan bahwa sampai kini kita harus ”jujur” belum
berhasil melampaui masalah ledakan penduduk. Sensus tahun 1971 menyebut jumlah
penduduk Indonesia 119,2 juta. Dua puluh tahun kemudian jumlah ini merangkak
naik menjadi 179,4 juta (sensus 1990). Prediksi awal penduduk Indonesia pada
tahun 2010 berjumlah 234,2 juta jiwa. Hasil sensus tahun 2010 penduduk
Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa, lebih besar 3,4 juta dari proyeksi.
Selama 25 tahun terakhir jumlah penduduk Indonesia telah meningkat menjadi
hampir dua kali yaitu dari 119,2 juta pada tahun 1971 menjadi 195,29 juta pada
tahun 1995 dan menjadi 198,20 juta pada tahun 1996. Namun demikian, tingkat
pertumbuhan penduduk telah turun secara cepat yaitu 2,32 persen pada periode
tahun 1971-1980 menjadi 1,98 persen pada periode tahun 1980-1990 dan pada
periode tahun 1990-1996 menjadi 1,69 persen.
Terdapat perbedaan yang sangat mencolok tentang laju pertumbuhan penduduk
bila dilihat menurut propinsi pada periode tahun 1990-1996. Angka terendah
sebesar 0,01 persen pada propinsi DI Yogyakarta dan tertinggi sebesar 4,39
persen pada propinsi Kalimantan Timur.
Dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan Penduduk tingkat nasional terdapat
9 propinsi yang tingkat pertumbuhannya dibawah 1,69 persen, yaitu propinsi
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali,
Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
C.
Penyebab Ledakan Penduduk
Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan
distribusi yang tidak merata. Hal ini dibarengi dengan masalah lain yang lebih
spesifik, yaitu angka fertilitas dan angka mortalitas yang relatif tinggi.
Indonesia adalah negara yang mempunya banyak penduduk, Jumlah penduduk
Indonesia menempati urutan pertama negara di kawasan Asia Tenggara sedangkan
menempati urutan ke-5 . Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4
(215,27 ju ta jiwa), setelah Cina (1,306 milyar jiwa), India (1,068 milyar
jiwa). Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia memiliki masalah-masalah
kependudukan yang cukup serius dan harus segera diatasi agar tidak terjadi
ledakan penduduk. Faktor terjadinya ledakan penduduk antara lain adalah :
1.
Jumlah penduduk yang besar.
2.
Pertumbuhan penduduk yang cepat.
3.
Penyebaran penduduk yang tidak merata.
4.
Banyaknya yang menikah di usia dini.
5.
Program KB tidak terlaksana dengan baik.
6.
Menurunnya angka kematian,yang
disebabkan oleh berkembangnya dalam bidang kesehatan atau medis.
7.
Banyak penduduk desa yang bertransmigrasi,
sehingga pusat kota menjadi lebih padat.
D.
Dampak Ledakan Penduduk terhadap Aspek
Sosial
Pertumbuhan penduduk yang signifikan akan berdampak pada perubahan sosial
kehidupan masyarakat Indonesia. Ledakan penduduk adalah masalah yang harus segera
ditangani dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait karena apabila
permasalahan ini terus berlanjut akan mengakibatkan dampak-dampak yang sangat
kompleks dan saling terkait satu dengan lainnya. Secara umum dampak ledakan
penduduk dari berbagai aspek meliputi:
1.
Jumlah pengangguran semakin meningkat.
2.
Kekurangan pangan yang menyebabkan
kelaparan dan gizi rendah.
3.
Kebutuhan pendidik, kesehatan dan
perumahan sukar diperoleh.
4.
Terjadinya polusi dan kerusakan lingkungan.
5.
Tingkat kemiskinan semakin meningkat.
Dampak sosial yang terjadi akibat masalah ledakan penduduk adalah
kemiskinan, karena banyaknya penduduk, lapangan pekerjaan terbatas, akibatnya
banyaklah yang menganggur. Kemiskinan berkaitan erat dengan kemampuan mengakses
pelayanan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan gizi dan kalori. Dengan demikian
penyakit masyarakat umumnya berkaitan dengan penyakit menular seperti diare,
penyakit lever, dan TBC. Selain itu masyarakat menderita penyakit kekurangan gizi
termasuk busung lapar terutama pada bayi. Kematian bayi adalah konsekuensi dari
penyakit yang ditimbulkan karena kemiskinan.
Dampak dari pertumbuhan penduduk yang semakin luar biasa akan menimbulkan
banyak sekali konflik dalam ranah kehidupan sosial, seperti kendala yang
dihadapi oleh badan kesejahteraan keluarga berencana (BKKBN) yang harus
memberikan pelayanan bukan hanya pelayanan kontrasepsi melainkan juga
konsultasi menyangkut seluruh masalah dasar ibu, anak, gizi, dan terutama
tentang pentingnya program KB dan dampak ledakan penduduk. Bukan hanya itu saja
pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial juga menyebabkan
terjadinya migrasi penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu
tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi
dengan tujuan untuk menetap.
Pertumbuhan penduduk yang signifikan akan berdampak pada perubahan sosial
kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan
dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku dalam masyarakat. Berikut
adalah penjelasan mengenai pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan
sosial di masyarakat. Berikut adalah penjelasan mengenai pengaruh pertumbuhan
penduduk terhadap perkembangan sosial di masyarakat.
1.
Meningkatnya permintaan terhadap
kebutuhan sandang, pangan,dan papan
Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, yakni
sandang, pangan, dan papan. Ketiga kebutuhan ini tak terelakkan lagi harus
terpenuhi untuk kelanjutan hidup manusia. Kebutuhan akan sandang dapat dipenuhi
oleh industry tekstil,kebutuhan akan pangan dapat dipenuhi oleh industri
pertnian (salah satunya), dan kebutuhan papan dapat dipenuhi oleh industry
bahan bangunan (salah satunya). Jika terjadi ledakan jumlah penduduk, maka
semakin banyak pula manusia yang membutuhkan asupan sandang, pangan, dan papan.
Dalam buku berjudul The Population Bomb (Ledakan
Penduduk) pada tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlich meramalkan
adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu banyaknya penduduk dan ledakan
penduduk. Karya tersebut menggunakan argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas
Malthus dalam An Essay on
the Principle of Population (1798), bahwa laju pertumbuhan
penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan
yang akan mengakibatkan kelaparan . Sebagai contoh untuk kebutuhan pangan,
pemerintah memiliki BULOG (Badan Urusan Logistik) untuk pemerintah pusat dan
DOLOG (Depot Logistik) untuk pemerintah daerah yang berfungsi salah satunya
untuk menjamin ketersediaan kebutuhan pangan pokok seperti beras, minyak
goreng, gula, dan lain-lain. Semakin bertambahnya penduduk, maka akan semakin
banyak pula kebutuhan pangan pokok yang harus disediakan oleh DOLOG. Jika
kebutuhan sembako yang disediakan oleh DOLOG ternyata tidak mampu memenuhi
kebutuhan penduduk di daerah itu tentu sembako akan menjadi barang rebutan dan
akan menjadi barang yang langka yang mengakibatkan harganya akan semakin
melonjak dan masyarakat yang berada di kelas ekonomi menengah ke bawah tidak
mampu membeli kebutuhan pangan tersebut, dan tentu akan berdampak pada
kemiskinan yang kian parah.
2.
Berkurangnya lahan tempat tinggal
Untuk memenuhi kebutuhan papan yakni rumah tentu kita memerlukan lahan
untuk membangun. Semakin bertambah banyak penduduk, tentu kebutuhan akan rumah
semakin banyak dan otomatis lahan yang dibutuhkan semakin banyak. Sementara
lahan yang tersedia luasnya tetap. Yang akan terjadi adalah padatnya pemukiman
dan sedikit sekali lahan-lahan kosong yang tersisa karena semakin sedikitnya
lahan yang kosong, akan membuat harga tanah semakin melonjak, dan tentu saja
masyarakat ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli tanah untuk membangun
rumah, sehingga mereka mencari “lahan” lain untuk tinggal, seperti kolong
jembatan, taman kota, stasiun, emperan toko, dan lain-lain.
Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan papan, untuk memenuhi kebutuhan pangan
pun kita memerlukan lahan. Misalnya beras, untuk menghasilkan beras tentu
diperlukan sawah untukmenanam padi.Semakin bertambahnya penduduk semakin
bertambah pula kebutuhan akan beras . Dan semakin bertambahnya kebutuhan beras
akan semakin bertambah pula kebutuhan akan lahan untuk menanam padi. Apa yang
terjadi jika lahan ‘lumbung padi’ nasional semakin lama semakin berkurang
? Jika kita dilihat dua fenomena di atas, ledakan penduduk akan
mengakibatkan terjadinya perebutan lahan untuk perumahan dan pertanian. Dan
sebagian besar fenomena yang terjadi dewasa ini adalah pengikisan lahan yang
lebih diutamakan untuk perumahan. Kemudian ledakan penduduk juga akan berakibat
semakin berkurangnya rasio antara luas lahan dan jumlah penduduk atau yang
biasa kita sebut dengan kepadatan penduduk.
3.
Meningkatnya investor yang datang
Dengan banyaknya jumlah penduduk akan berakibat menjamurnya pusat
perbelanjaan. Seorang pengusaha tentu akan membangun usahanya ditempat yang
strategis, tempat yang ramai, dan tempat yang menurutnya banyak terdapat
konsumen. Kawasan padat penduduklah yang akan menjadi incaran para investor atau
pengusaha. Untuk daerah perkotaan, para pengusaha akan cenderung untuk
membangun pusat perbelanjaan modern atau yang biasa kita sebut Mall.
Mungkin menurut sebagian besar orang, suatu daerah yang memiliki banyak Mall mencirikan
bahwa daerah tersebut adalah daerah metropolitan yang masyarakatnya cenderung
berada di kelas ekonomi menengah ke atas dan akan mendongkrak gengsi
masyarakat. Padahal fakta yang ada di balik fenomena menjamurnya pusat
perbelanjaan modern adalah meningkatnya sifat konsumtif. Jika jumlah pusat
perbelanjaan di suatu daerah semakin banyak, lama kelamaan akan menimbulkan
sifat konsumtif masyarakat di daerah tersebut.
Sifat konsumtif dapat berujung ke sifat malas, tidak kreatif,dan akhirnya
akan menuju ke arah kemiskinan. Hal ini disebabkan karena masyarakat merasa
semuanya sudah tersedia di pusat perbelanjaan tersebut. Sehingga mereka malas
untuk memproduksi sesuatu. Dan akibatnya masyarakat akan terus bergantung pada
keberadaan pusat perbelanjaan tersebut dan menjadi masyarakat yang tidak
produktif.
4.
Meningkatnya angka pengangguran
Semakin bertambahnya jumlah penduduk tentu akan meningkatkan jumlah tenaga
kerja yang tersedia. Tapi jika lapangan pekerjaan yang tersedia
tidak cukup menampung jumlah tenaga kerja yang ada maka akan berdampak pada
meningkatnya angka pengangguran. Ledakan penduduk adalah masalah yang harus
segera ditangani dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait karena apabila
permasalahan ini terus berlanjut akan mengakibatkan dampak-dampak yang telah
dijelaskan.
Selain dampak negatif di atas pertumbuhan penduduk yang tinggi bisa di
manfaatkan untuk membangun Negara, karena pada dasarnya segala bentuk
organisasi membutuhkan kuantitas untuk membuat suatu perubahan, lebih-lebih
dalam ketatanegaraan. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana menyeimbangkan
antara kuantitas dan kualitas untuk selalu dalam satu tatanan dan terformat
dengan baik, sehingga dengan demikian segala macam konflik yang terjadi yang
disebabkan oleh pertumbuhan penduduk akan bisa di hentikan atau paling tidak
bisa di minimalisir.
Karena dipengaruhi oleh lonjakan penduduk yang sangat tinggi atau baby
booming mempengaruhi perkembangan sosial dapat meliputi segala aspek
masyarakat, seperti : perkembangan dalam cara berpikir dan interaksi
sesama warga yang sebelumnya masih irrasional menjadi semakin rasional,
perkembangan dalam sikap dan orientasi kehidupan ekonomi yang sebelumnya
hemat menjadi makin komersial, perkembangan tata cara kerja sehari-hari yang
makin ditandai dengan pembagian kerja pada spesialisasi kegiatan yang makin
tajam, perkembangan dalam kelembagaan dan kepemimpinan masyarakat yang
makin demokratis, perkembangan dalam tata cara dan alat-alat kegiatan yang
makin modern dan efisien.
E.
Solusi dalam Menghadapi Ledakan Penduduk
Adapun solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan ledakan penduduk yaitu:
1.
Melakukan program transmigrasi.
2.
Menggalakkan program keluarga berencana.
3.
Mengoptimalkan lahan dengan menggunakan
teknologi.
4.
Pemerataan pembangunan
5.
Memperluas lapangan kerja melalui
industrialisasi.
6.
Meningkatkan produksi pangan sesuai
kebutuhan penduduk.
7.
Menambah sarana pendidikan dan perumahan
sederhana.
No comments:
Post a Comment