Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Fasli Jalal
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal menyebutkan, pada tahun 1994 presiden
mendapatkan penghargaan dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), karena berhasil
menekan 100 juta jumlah penduduk Indonesia.
"Keberhasilan Indonesia sebagai
negara dengan penduduk diatas 125 juta dengan pendapatan perkapita dibawah
1.000 dolar Amerika berhasil mengelola penduduknya sehingga menjadi rujukan
didunia," kata Fasli dalam acara Rakornis TMMD ke 92 TA 2014, di Gedung
Balai Kartini, Kamis (24/4/2014).
Fasli menjelaskan, saat dimulainya
pemerintahan orde baru, menggelar sensus pada tahun 1971, hasilnya penduduk
Indonesia ada 119 juta.
"Dengan data dan proyeksi ini
pemerintah memastikan untuk mengelola dengan baik. Hanya dengan pengelolaan
yang baik kita bisa meningkatkan pendapatan masyarakat," katanya.
Dia menjelaskan, pada saat pertumbuhan
yang begitu tinggi, Indonesia justru mendapatkan penghargaan. Dari sisi
kependudukan jika seandainya tidak ada Keluarga Berencana (KB) dikatakan Fasli,
maka penduduk Indonesia saat ini ada 340 juta.
"Dengan adanya KB berdasarkan sensus tahun 2010 lalu, jumlah penduduk
Indonesia hanya 237,6 juta. Ada penghematan sebesar 100 juta lebih. Berarti
hampir (jumlah penduduk) empat kali Malaysia kita kasih makan. Tidak jadi kita
siapkan fasilitas kesehatannya, tidak jadi kita siapkan pendidikan,
perumahannya sebagai implikasi memberikan pelayanan yang memadai bagi penduduk
yang demikian besar," jelasnya.
No comments:
Post a Comment