Kehidupan
manusia tidak dapat dilepaskan dari alam. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya,
manusia melakukan eksploitasi terhadap alam. Eksploitasi terhadap alam dapat
menimbulkan berbagai masalah, terutama pada sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui. Berbagai jenis bahan tambang seperti minyak bumi, gas alam, dan
batu bara merupakan sumber daya alam yang suatu saat akan habis dan tidak dapat
diperbarui lagi. Meningkatnya populasi penduduk berarti meningkat pula kebutuhan
hidup.
Ketidakseimbangan antara pertambahan
penduduk dan peningkatan produksi pangan akan memengaruhi kualitas hidup
manusia. Usaha meningkatkan kualitas hidup manusia makin berat apabila jumlah
penduduknya besar. Pertambahan penduduk yang tinggi dapat menghambat upaya
untuk meningkatkan kemakmuran suatu negara. Apabila suatu negara memiliki
pendapatan kecil dan jumlah penduduk banyak, pendapatan per kapita akan rendah.
Hal itu menunjukkan bahwa taraf kehidupan ekonomi masyarakat rendah. Berikut
ini, berbagai dampak dari kepadatan penduduk:
1.
Ketersediaan Air Bersih
Air
merupakan sumber kehidupan. Sebagian besar tubuh makhluk hidup terdiri atas
air. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat besar manfaatnya
bagi manusia. Selain minum, air juga diperlukan untuk menjaga kebersihan
pakaian, badan, dan lingkungan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan temak juga memerlukan
air, begitu pula pemrosesan barang-barang produksi maupun industri.
Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan air. Pada
umumnya, kebutuhan air diperkotaan dipenuhi oleh PAM (Perusahaan Air Minum)
yang mengalirkan air sampai ke rumah-rumah penduduk. Akan tetapi, makin
padatnya penduduk menyebabkan daerah peresapan air hujan makin berkurang.
Padahal,
kebutuhan air dari PAM banyak yang diambil dari air bawah tanah. Oleh karena
itu, makin padat jumlah penduduk menyebabkan penipisan persediaan 'air' bawah
tanah yang -dapat diambil oleh PAM. Sementara itu, masih banyak kegiatan
industri yang belum memiliki sistem pengolahan limbah yang baik sehingga air
limbah turut memperburuk kebersihan air di lingkungan. Pembangunan pemukiman
masih banyak yang belum mengacu pada konservasi alam. Sebagai contoh, pembuatan
lantai semen, betonisasi pada seluruh halaman, dan pengaspalan jalan raya
maupun menutup seluruh lapisan tanah menyebabkan tidak terjadi peresapan air.
Akibatnya, air hujan terus mengalir ke sungai dan kembali ke laut.
Meskipun
2/3 dari luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan
secara langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas dapat
menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai
macam industri, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan
sebagainya. Jumlah penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah
atau limbah yang dihasilkan.
Pembuatan sumur artesis untuk keperluan
industri dan kompleks perumahan mengakibatkan sumur-sumur tradisional
mengering. Selain itu, kawasan pemukiman padat penduduk sering hanya
menyediakan sedikit kawasan terbuka sebagai daerah serapan air hujan. Kawasan
yang tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke
lapisan tanah, sehingga pada waktu hujan air hanya mengalir begitu saja melalui
permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin
berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air bersih.
2. Ketersediaan Pangan
Untuk
bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah
populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin banyak.
Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya
produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk
dapat kekurangan gizi atau bahkan kurang pangan. Sebagian besar lahan pertanian
di kota digunakan untuk lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor, dan pusat
perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung
dengan tersedianya pangan dari desa. Jadi kenaikan jumlah penduduk akan
meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan.
Thomas
Robert Maltus seorang sosiolog Inggris, mengemukakan teori yang
berjudul Essay on The Principle of Population. Maltus
menyimpulkan bahwa pertambahan penduduk mengikuti deret ukur,
sedangkan pertambahan produksi pangan mengikuti deret hitung. Jadi semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin
tinggi pula kebutuhan pangan. Oleh karena itu peningkatan produksi pangan perlu
digalakkan. Penduduk yang kekurangan makanan akan menyebabkan gangguan pada
fungsi kerja tubuh dan dapat terjangkit penyakit seperti busung lapar, anemia,
dan beri-beri.
Peningkatan
jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan pemukiman dan sarana-sarana umum terus
bertambah sehingga banyak lahan pertanian yang dialih fungsikan, misalnya untuk
tempat tinggal, pembangunan pabrik dan rumah sakit. Akibatnya, produksi
pertanian akan menurun sehingga bahan pangan harus di imp or. Apabila harga
bahan pangan impor tidak terjangkau oleh masyarakat dapat terjadi bencana
kelaparan. Untuk memenuhi kebutuhan primer (termasuk pangan), pemerintah telah
menerapkan usaha untuk melaksanakan swasembada bahan pangan. Usaha konkret yang
telah dilakukan, yaitu
i.
ekstensifikasi pertanian dengan cara
membuka lahan baru yang masih memungkinkan;
ii.
meningkatkan teknologi pertanian,
perikanan, dan peternakan;
iii.
meningkatkan persediaan bahan makanan;
iv.
mengubah sikap dan cara mengonsumsi
makanan, antara lain mengubah agar masyarakat tidak hanya bergantung pada satu
jenis bahan makanan saja;
v.
diversifikasi tanaman dan lahan
pertanian.
Diversifikasi
berarti penganekaragaman tanaman dan lahan untuk membudidayakannya. Berbagai
jenis tanaman pangan perlu dibudidayakan. Berbagai macam lahan juga perlu
dimanfaatkan untuk pembudidayaan tanaman yang sesuai. Usaha lain yang terus
digalakkan adalah penerapan pancausaha tani yang meliputi pengolahan tanah,
penggunaan bibit unggul, pemupukan, pengairan, dan pemberantasan hama/penyakit
pada tanaman.
3. Ketersediaan Lahan
Kepadatan
penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat
tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan
sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan
memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana
dan prasarana kehidupan. Selain itu pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk
membangun areal industri, perkebunan, dan pertanian. Meskipun hal ini dapat
dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup
yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya
kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan
penduduk.
Pesatnya pertambahan penduduk
mengakibatkan makin besar kepadatan penduduk. Jumlah penduduk yang bertambah
dengan luas lahan tetap menyebabkan peningkatan kepadatan penduduk. Akibatnya,
makin besar perbandingan antara jumlah penduduk dan luas lahan. Pada akhirnya,
lahan untuk perumahan makin sulit didapat. Itulah sebabnya di kota-kota besar
yang sangat padat penduduknya, kita lihat banyak yang mendirikan bangunan tidak
resmi, bahkan ada pula yang membuat tempat tinggal sementara dari plastik atau
dari karton di pinggir sungai atau di bawah kolong jembatan.
4. Ketersediaan Udara Bersih
Di daerah padat
penduduk seperti di perkotaan, jumlah kendaraan bermotor meningkat. Gas sisa
pembakaran kendaraan bermotor menyebabkan pencemaran udara. Pencemaran udara
banyak mengakibatkan gangguan kesehatan. Manusia dan makhluk hidup memerlukan
udara sehat, yaitu udara yang tidak mengandung un sur pencemar, misalnya gas
karbon monoksida dan karbon dioksida yang jumlahnya melebihi normal. Gas yang
diambil dari udara buruk pernapasan makhluk hidup adalah oksigen. Gas tersebut
merupakan hasil proses fotosintesis tumbuhan hijau. Oleh karena itu, diperlukan
pelestarian tumbuhan hijau melalui penghijauan dan reboisasi untuk membersihkan
udara.
Udara
bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih
banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin
banyak oksigen yang diperlukan. Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan
kawasan industri yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin,
solar, dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi.
Berbagai kegiatan industri juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida
nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan
akibat dari pembakaran yang tidak sempurna.
Jadi dapat dipahami bahwa semakin tinggi
kepadatan penduduk, maka kebutuhan oksigen semakin banyak. Oleh karena itu
pemerintah kota di setiap wilayah gencar mengkampanyekan penanaman
pepohonan. Selain sebagai penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai
hutankota untuk menurunkan tingkat pencemaran udara.
5. Pencemaran Lingkungan
Peningkatan
jumlah penduduk diikuti dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal itu
menyebabkan kebutuhan akan barang,jasa, dan tempat tinggal meningkat tajam dan
menuntut tambahan sarana dan prasarana untuk melayani keperluan masyarakat.
Akan tetapi, alam memiliki daya dukung lingkungan yang terbatas. Kebutuhan yang
terus-menerus meningkat tersebut pada gilirannya akan menyebabkan penggunaan
sumber daya alam sulit dikontrol. Pengurasan sumber daya alam yang tidak
terkendali tersebut mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Aktivitas
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada
lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka
kayu di hutan ditebang. Untuk
memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan.
Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat
transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak
dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan
hutan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir
dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di
hutan tersebut. Apabila daya dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan
kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin.
Di daerah yang
padat, karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampahdibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai.
Akibatnya timbul pencemaran air dan tanah. kebutuhan transportasi juga
bertambah sehingga jumlah kendaraan bermotor meningkat. Hal ini akan
menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi
dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan
ekosistem.
6. Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia
terhadap Pendidikan
Pendidikan
merupakan usaha mencerdaskan manusia sehingga mampu meningkatkan produktivitasnya
untuk menghasilkan barang dan jasa. Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
akan terus meningkat apabila jumlah penduduk usia muda terus bertambah.
Kemampuan menyediakan sarana dan prasarana untuk pelayanan masyarakat termasuk
pendidikan makin kecil. Apabila suatu negara tidak mampu mencukupi dan
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, banyak anak yang tidak tertampung
di sekolah-sekolah. Pada gilirannya. ringkar pendidikan sebagian masyarakat
tetap rendah. Rendahnya tingkat pendidikan memengaruhi produktivitas dalam
rnenghasilkan barang dan jasa.
Pendidikan
merupakan usaha mencerdaskan manusia sehingga mampu meningkatkan
produktivitasnya untuk menghasilkan barang dan jasa. Kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan akan terus meningkat apabila jumlah penduduk usia muda
terus bertambah. Kemampuan menyediakan sarana dan prasarana untuk pelayanan
masyarakat termasuk pendidikan makin kecil. Apabila suatu negara tidak mampu
mencukupi dan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, banyak anak yang tidak
tertampung di sekolah-sekolah. Pada gilirannya. ringkar pendidikan sebagian
masyarakat tetap rendah. Rendahnya tingkat pendidikan memengaruhi produktivitas
dalam rnenghasilkan barang dan jasa.
KTT
Bumi yang diselenggarakan di Rio De Janeiro (Brasil) pada bulan Juni 1992 yang
lalu, merupakan bentuk kepedulian negara maju dan negara berkembang ferhadap
pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup dunia. KTT tersebut dihadiri oleh
lebih dari 100 kepala negara di dunia. Negara-negara industri diharapkan lebih
bertanggung jawab dan mampu membiayai usaha perbaikan lingkungan hidup. Hal itu
disebabkan konsumsi energi di negara industri jauh lebih besar dibandingkan
dengan negara yang sedang berkembang.
Peningkatan
konsumsi energi menyebabkan makin banyak pembuangan bahan pencemar dan sampah.
Negara berkembang dan negara miskin dengan segala keterbatasannya berusaha
untuk mengendalikan akibat yang ditimbulkan oleh penggunaan sumber daya alam.
Akan tetapi, jumlah penduduk, yang bertambah pesat makin meningkatkan pemanfaatan
sumber daya alamo Sementara itu, rendahnya pendidikan penduduk di negara
berkembang juga menjadi kendala dalam usaha pengelolaan dan pengendalian
lingkungan hidup. Keadaan ini makin mendorong rusaknya lingkungan hidup.
No comments:
Post a Comment