Paradigma Pembangunan Kependudukan
Pemerintah
sebagai pengarah dan perencana pembangunan mempunyai peranan besar. Kemakmuran
suatu negara dapat diukur melalui ekonominya. Pembangunan dari sektor ekonomi
yang berbasis kerakyatan menjadi faktor penentu bagi kehidupan yang layak.
Dalam rangka menumpas masalah kemiskinan, kesehatan, ekonomi dan peindidikan
yang disebabkan salah satunya dari ledakan penduduk harus menjadi prioritas
utama pemerintah.
Meningkatnya
populasi manusia merupakan masalah sosial dari rantai hidup yang bersifat
sistemik. Realita sosial seperti itu akan menjadi penghambat pembangunan suatu
negara. Untuk menumpasnya, diperlukan pendekatan dan pemahaman masalah yang
komprehensif. Langkah politik yang diambil pemerintah hendaknya bersukma
keadilan bagi setiap rakyatnya agar tercipta iklim kehidupan yang sehat.
Sinergi
antara lembaga negara, lembaga swasta terlebih-lebih masyarakat hendaknya
terbangun suatu koordinasi yang integral dan saling menguntungkan. Masyarakat
yang mengalami ledakan penduduk, diajak duduk bersama-sama untuk menuntaskan
masalah ini. Karena objek pembangunan adalah masyarakat dan subjek pembangunan
adalah pemerintah, diantara keduanya terdapat hubungan yang erat dan terikat.
Pemerintah
dan lembaga yang berkutat dalam bidang sosial serta lembaga lainnya, memberikan
uluruan tangan yang berisi keadilan agar pemecahan masalah sosial yang
ditimbulkan dari berbagai dimensi tertuntaskan. Birokrasi yang mengurusi
kepentingan industri, layaknya mengedepankan asas kerakyatan dari setiap
langkah dan kebijakan yang ditempuhnya.
Masyarakat
sebagai objek pembangunan harus dibangkitkan partisipasinya, dipelihara hasil
karyanya dan diarahkan apabila tidak sesuai rencana dan tujuan. Penerapan
pembangunan di tengah-tengah masyarakat selalu mendapat tanggapan positif. Maka
dari itu, pemerintah, lembaga swasta, maupun masyarakat merapatkan barisan
menuju pembangunan yang berbasis keadilan dan kemakmuran. Selain itu, kerjasama
antar negara perlu ditingkatkan dalam memecah masalah kependudukan ini.
Solusi dan Program Pendidikan Kependudukan
Ledakan
penduduk tidak bisa diprediksi karena beragam faktor sosial. Meski tak
terprediksi, ledakan penduduk bisa ditangani. Dampaknya yang buruk membuat
kapasitas bumi terancam. Kehawatiran segelintir orang terhadap dampak ledakan
penduduk semakin meningkat. Sikap optimis mencari solusi masalah terkadang
berbuah manis. Di kalangan pemerintah, ledakan penduduk tak pernah luput dari
pembicaraan nasional. Kebijakan yang ditempuh terkadang belum menyentuh akar
masalah yang menimbulkan suatu masalah baru. Untuk itu, penangan masalah
kependudukan tidak bisa dilakukan oleh satu instansi. Kerjasama dengan berbagai
elemen masyarakat menjadi sangat perlu.
Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan
dan Kependudukan
Pemerataan
ekonomi baik sektor industri dan masyarakat harus diprioritaskan. Monopoli
industri seharusnya tidak dibiarkan meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat.
kerjasama dengan daerah dalam pembangunan dan perekonomian dapat menjadi solusi
terbaik. Langkah yang dapat diambil adalah seperti berikut ini :
·
Perencanaan dan tujuan pembangunan antara eksekutif,
legislatif dan daerah harus sesuai dengan tuntutan masyarakat dan geografisnya.
·
Pemetaan wilayah industri dan ekenomi yang merata.
·
Orientasi pembangunan sarana dan prasarana yang
berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.
·
Distribusi penduduk untuk menciptakan lahan baru
ekonomi serta stimulus produktivitas ekonomi masyarakat.
·
Penelitian kesehatan dan kependudukan yang dijalankan
secara priodik.
·
Kampanye alat kontrasepsi dan program keluarga
berencana (KB) untuk menghambat laju angka populasi.
·
Peningkatan pelayanan kesehatan, pendidikan dan
pembangunan perumahan yang layak huni tanpa memberatkan beban ekonomi
masyarakat.
·
Pemerintah, masyarakat dan para pemangku kepentingan
duduk ditengah-tengah masyarakat untuk menumpaskan masalah ledakan penduduk.
·
Mendorong opinion leader agar
perencanaan keluarga dapat diterima dikalangan masyarakat tanpa berbenturan
dengan nilai-nilai budaya dan agama.
·
Menghadirkan layanan konsultasi keluarga dan
kesehatan.
·
Lemabaga swasta, program corporate social
responsibility (CSR) perusahaan perlu ditingkatkan peranannya.
·
Pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan
keterampilan dan keahlian.
·
Memaksimalkan anggaran untuk program pemberdayaan
masyarakat.
Program Pendidikan Kependudukan
·
Perubahan budaya, stigma dan pola hidup masyarakat.
·
Pemakaian alat kontrasepsi dalam menghambat kesuburan.
·
Perencanaan keluarga seperti program keluarga
berencana (KB).
·
Pendidikan dan penyuluhan keluarga ideal.
·
Membangun semangat egaliter penduduk dalam rangka
kegiatan sosial seperti peremajaan lingkungan dan penanaman pola hidup yang
sehat.
Ledakan Penduduk Memutus Rantai
Kehidupan
Dampak
ledakan penduduk adalah suatu fenomena sosial yang tak dapat dihindari. Sumber
Daya Alam (SDA) tidak akan lagi mencukupi kebutuhan umat manusia, dan pada
akhirnya akan menyebabkan krisis multi dimensi. Kebutuhan konsumsi yang
meningkat akibat dari ledakan penduduk melahirkan bentuk eksploitasi baru.
Selain kebutuhan material, manusia membutuhkan lahan tempat bermukim dengan
kapasitas yang cukup−dimana bumi memliki lahan yang terbatas untuk menampung
isinya. Seperti analogi sebuah kolam akan mengering jika terlalu banyak eceng
gondok di dalamnya.
Sumber daya
alam yang dikuras habis dengan bentuk eksploitasi baru akan mempercepat
kematian bagi generasi mendatang. Rantai makanan, ruang hidup serta bahan
material lainnya terkikis habis tanpa meninggalkan jejak karena tuntutan hidup
yang tinggi.
Hutan
belantara kini beralih menjadi lapangan tambang, satwa liar banyak dipinggirkan
akibat perluasan lahan, ladang rumput dibabat habis menjadi landasan terbang
serta pegunungan yang dikuliti oleh proyek pembangkit tenaga listrik air.
Hasil
produksi yang tidak setara dengan tuntutan dari ledakan penduduk mendapat
perhatian serius di kalangan tertentu. Jika diukur dalam bentuk kuantitatif,
pertumbuhan yang ideal seharusnya jumlah hasil produksi melebihi jumlah
populasi. Pandangan seperti itu dianggap kurang memecahkan masalah karena dapat
melahirkan bentuk eksploitasi sumber daya alam yang ekstrim.
Roda
kehidupan berjalan dengan begitu dinamis. Fenomena baru akan selalu muncul
tanpa terprediksi. Masalah kependudukan yang destruktif muncul tanpa
terkendali. Meningkatnya mobilitas dan interaksi mempersempit ruang hidup di
muka bumi.
Dikotomi Dampak Ledakan Penduduk
Seiring
dengan pembangunan, ledakan penduduk memberikan kontribusi berupa meningkatnya
perekonomian. Ketersediaan pasokan tenaga kerja yang maksimal sebagai
penyambung jalannya roda kehidupan ekonomi. Meningkatnya ruang gerak manusia
membuka celah bisnis baru.
Dari aspek
kesehatan, terkonsentrasinya penduduk akibat dari meningkatnya populasi manusia
memberikan arti tersendiri. Pelayanan kesahatan akan mudah diakses.
Penanggulangan penyakit tidak memakan waktu yang relatif lama.
Dalam
tulisan ini saya akan membahas dampak negatif ledakan penduduk seperti
kemiskinan dan kesenjangan sosial, kesehatan lingkungan dan pendidikan,
meningkatnya kebutuhan pokok, konsentrasi ekonomi dan industri, kriminalitas
dan solusinya. Ledakan penduduk yang paling membahayakan kehidupan, ketika
angka pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diiringi dengan percepatan
pertumbuhan ekonomi yang memadai akan menimbulkan kemiskinan dan
keterbelakangan.
Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial
Kemiskinan
merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi sebagai akibat
dari ledakan penduduk. Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan sosial dan
pengangguran yang selanjutnya meningkat menjadi pemicu ketimpangan pendapatan
dan kesenjangan di tenah-tengah masyarakat. Kesenjangan sosial dan melebarnya
jurang kaya miskin akan menimbulkan persoalan sosial maupun politik. Kemiskinan
pada ledakan penduduk meliputi kurangnya pangan, sandang dan perumahan yang
tidak layak. Terbatasnya kepemilikan tanah, alat-alat produksi dan akses
pendidikan dan kesehatan yang sulit akibat rendahnya daya beli. Akses terbatas
yang dialami penduduk seperti itu dapat merusak kelangsungan hidup.
Minimnya
sumber-sumber produksi, umumnya terjadi pada penduduk miskin. Mereka yang
berada di kawasan padat penduduk yang tidak memiliki sumber produksi sendiri
senantiasa mencari jalan altrnatif meski kerap melanggar aturan dan tidak
memperdulikan aspek kesehatannya. Ketidakmungkinan memiliki aset produksi kerap
terjadi saat ledakan penduduk meningkat. Pendidikan yang rendah dan area
pemukiman kumuh menjadi lukisan sehari-hari dalam ruang hidupnya.
Tuntutan
dasar yang tidak terpenuhi dengan maksimal akibat terbatasnya lapangan
pekerjaan menyebabkan pengangguran. Kondisi sosial psikologis seperti kurangnya
motivasi, kemalasan, stress dan kurangnya relasi adalah
realita umum ledakan penduduk oleh ketidakmerataan ekonomi dan lapangan
pekerjaan yang sulit. Seiring meningkatnya penduduk tanpa diiringi dengan
pertumbuhan ekonomi yang sesuai membuka kantong-kantong kemiskinan baru.
Tidak meratanya
pendapatan menciptakan jurang pemisah yang lebar. Ledakan penduduk menghadirkan
berbagai bentuk pendapatan yang timpang karena terbatasnya lahan dan sumber
ekonomi. Beruntung bagi penduduk yang mendapatkan pekerjaan layak jika
dibandingkan dengan tetangganya yang tidak mencukupi. Kesenjangan ekonomi dalam
ledakan penduduk bukan keadaan yang laten. Wujudnya bisa ditelisik melalui
konsumsi dan pendapatannya. Akar kemiskinan yang tidak mencukupi tuntutan dasar
merupakan kontribusi besar terhadap kesenjangan sosial.
Kesehatan, Lingkungan dan Pendidikan
Ledakan
penduduk yang tidak diinginkan memicu berbagai macam bentuk penyakit yang
merusak kesehatan. Di wilayah yang mengalami ledakan penduduk cenderung
memiliki konsumsi yang tinggi. Peningkatan jumlah populasi mengguras pasokan
makanan dan air sebagai kebutuhan dasar dengan cepat. Akbiat dari tingginya
konsumsi dapat menghasilkan limbah yang tidak terkendali. Lingkungan yang
limbahnya tidak ditangani (daur ulang) dapat berkembang biak menjadi penyakit.
Dengan
buruknya pola hidup yang terdapat pada wilayah ledakan penduduk juga dapat
merusak ekosistem. Penyakit menular seperti malaria dan diare merambat ke
suluruh lingkungan karena minimnya penanggulangan kesehatan dan keterbatasan
biaya karena vektor-vektor penyakit yang muncul dari limbah yang tidak
dikelola.
Interaksi
dan mobilitas yang tinggi di kalangan ledakan penduduk juga menciptakan
kebisingan. Ketidakkondusifan seperti itu terjadi disaat pemenuhan kebutuhan
sosial atau kelayakan hidup yang minim. Selain itu, polusi udara akibat
tingginya interaksi sosial dapat menyebabkan kesehatan mental terganggu. Tempat
tinggal yang tidak tertata baik sebagai akibat kecilnya lahan perumahan membawa
kontribusi besar pencemaran lingkungan.
Air dan
makanan yang terkontaminasi memberi efek buruk terhadap kelangsungan hidup.
Saluran air yang buruk menjadi sumber utama penyakit. Distribusi air dikawasan
ledakan penduduk banyak yang kurang memadai. Hal itu terjadi disaat kebutuhan
air yang tinggi tidak ditangani dengan bijak. Air bersih yang didistribusikan
cenderung mengejar target (menutupi permintaan yang tinggi) tanpa
mempertimbangkan kesehatan dan kelayakan. Saluran pembuangan air dikalangan
penduduk yang membeludak menjadi permasalahan serius. Apabila saluran pembuangan
air tidak berjalan optimal akan menimbulkan wabah-wabah penyakit baru.
Konsumsi
makanan diwilayah ledakan penduduk tidak terdeteksi dengan baik. Kandungan gizi
yang cukup tidak menjadi patokan kesehatan dikalangan mereka. Sulitnya
mendapatkan makanan karena harga mahal dan pasokan yang menipis menjadi
penyebab utamanya. Pola konsumsi seperti ini terjadi di kalangan penduduk yang
populasinya meningkat drastis yang disebabkan tuntutan konsumsi yang tinggi.
Akibatnya, malnutrisi sering terjadi.
Sulitnya akses
dan jaminan pendidikan sering menjadi penghambat. Terbatasnya daya tampung
pendidikan seiring ledakan penduduk yang meningkat dapat memunculkan kebodohan.
Minimnya daya intelektual seperti itu akan melumpuhkan produktivitas seseorang.
Pendidikan sebagai investasi utama masa depan tidak pernah didapatkan dengan
maksimal pada ledakan penduduk yang membawa efek buruk dan bencana. Lemahnya
pendidikan dan daya intelektual menjadi akar masalah ditengah-tengah ledakan
penduduk.
Kesehatan
yang kurang karena konsumsi yang tidak terlindungi mengakibatkan limbah
yang tidak tertanggulangi berdampak pada lingkungan dan pendidikan. Dampak
seperti itu berada diledakan penduduk yang bisa memutus rantai hidup.
Kebutuhan Pokok yang Meningkat
Era
globalisasi ditandai dengan perdagangan bebas. Tidak adanya hambatan dalam
sirkulasi barang menimbulkan berbagai bentuk bisnis baru. Peluang besar bagi
mereka yang ingin memanfaatkan fenomena kontemporer yang namanya globalisasi.
Hembusan angin segar berharap dibawa oleh globalisasi bagi kalangan yang kurang
mampu terlebih-lebih masyarakat yang dilanda ledakan penduduk.
Kawasan
padat penduduk atau populasi yang tinggi memiliki tingkat konsumsi yang lebih
besar. Diperkirakan, tingkat konsumsi yang penduduknya banyak berjumlah tiga
kali lipat dari penduduk yang relatif sedikit. Kebutuhan pangan, sandang, papan
dan energi menjadi nafas kedua. Kebutuhan primer seperti itu melonjak drastis
apabila ledakan penduduk meningkat. Krisis pangan terjadi ketika permintaan
yang tinggi tidak diimbangi dengan pasokan yang memadai. Minimnya pasokan
pangan menyebabkan krisis kehidupan multidimensi. Kelangsungan hidup akan
terputus disaat pasokan pangan tidak bisa menyuplai jumlah populasi manusia.
Di sektor
energi seperti minyak, listrik dan gas mengalami hal yang sama dengan kebutuhan
primer. Sumber daya alam yang menipis mendapat kehawatiran serius bagi
masyarakat yang jumlahnya banyak. Ledakan penduduk menciptakan mobilisasi
kehidupan yang baru dan kompleks. Kejadian seperti itu akan menimbulkan krisis
energi karena ketergantungan terhadapnya. Suplai energi akan menipis seiring
tingginya konsumsi dan permintaan. Tuntutan seperti itu berhulu dari ledakan
penduduk.
Barang-barang
yang menjadi komoditas seperti diatas akan mudah mengalami ketidakstabilan
harga karena tuntutan dan permintaan yang tidak menentu. Ledakan penduduk yang
terjadi pada era globalisasi saat ini dapat melumpuhkan kehidupan karena
produktivitas ekonomi yang tidak stabil.
Konsentrasi Ekonomi dan Industri
Fenomena
tumpukan penduduk terjadi ketika pembangunan ekonomi tidak merata. Urbanisasi
yang melanda beberapa kota di Indonesia dikarenakan sumber-sumber produksi
perekonomian terkonsentrasi pada satu wilayah. Terpusatnya kawasan ekonomi dan
industri menyebabkan konsentrasi penduduk yang sewaktu-waktu bisa menjadi bom
waktu. Kaum urban yang tinggal di wilayah industri senantiasa berkonflik karena
sistem kompetisi yang diterapkan manejemen industri. Ledakan penduduk seperti
itu akan menyulitkan pertumbuhan ekonomi yang sudah diketengahkan.
Bagi mereka
yang menguasai sumber-sumber produksi yang dimonopoli atas satu teritorial,
cenderung menerapkan sistem kerja kebut semalam. Sistem itu dilakukan karena
masih banyaknya tenaga kerja yang menganggur di lingkungan industri kawasan
padat penduduk. Individu yang dipekerjakan oleh industri, suatu saat tidak
dipakai lagi karena meningkatnya populasi manusia yang bisa dibayar dengan upah
yang tak layak. Kebijakan manejemen industri seperti itu mengakibatkan pilih
bulu atau rekrutmen tenaga kerja yang tidak adil.
Faktor
pertama yang menyebabkan terkonsentrasinya wilayah ekonomi dan industri di satu
wilayah adalah pemberian surat izin usaha. Pengeluaran surat izin usaha yang
berpayung hukum cenderung didapati dengan cara yang tidak halal. Meskipun
diterapkannya standar operasional dan berbagai bentuk rekomendasi lainnya,
pelaku industri sering mengabaikannya. Sementara di kalangan pemberi lisensi,
tindakan pelaku industri yang merugikan itu tidak menjadi pertimbangan matang yang
dapat menyebabkan monopoli lokasi industri.
Faktor kedua
adalah sikap dan kebijakan peragmatis pelaku ekonomi dan industri dalam melirik
konsumen dan tenaga kerja. Operasi ditempatkan dikawasan padat penduduk
agar calon pekerja bisa didapat dengan mudah. Kawasan padat penduduk dinilai
memiliki potensi pengurangan biaya produksi industri. Selain itu, tuntutan upah
layak dari tenaga kerja industri akan terminimalisir. Kawasan padat penduduk
selalu menjadi incaran pelaku industri karena posisinya yang strategis. Mereka
selalu mengumandangkan pertumbuhan ekonomi, pekerjaan yang layak dan mengurangi
pengangguran. Akan tetapi, apabila dilihat lebih jauh akan menimbulkan kawasan
penduduk yang tidak tertata dengan baik karena meningkatnya populasi manusia pada
satu wilayah industri.
Faktor
ketiga, perluasan daerah produksi sering terjadi karena diterapkannya sistem
pruduksi massal dalam memenuhi tuntutan pasar. Dengan meluasnya kegiatan
industrialisasi, penyerapan tenaga kerja akan meningkat. Kawasan padat penduduk
akan meningkat pula seiring meluasnya proses produksi dan segmentasi pasar.
Dari ketiga
faktor tadi dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan sumber daya alam yang tidak
merata atau mobilitas ekonomi dan industri yang terpusat menyebabkan ledakan
penduduk pada satu wilayah akibat dari monopoli dan tidak meratanya distribusi
penduduk.
Kriminalitas
Ledakan
penduduk meningkatkan mobilitas hidup dan berbagai bentuk tindakan sosial di
tengah-tengahnya. Tingginya angka kelahiran dan fertilitas akibat faktor-faktor
alamiah yang menyebabkan ledakan penduduk rawan konflik. Maraknya tindakan
kriminal yang menyimpang dari norma-norma umum membawa depresi buruk karena
tuntutan hidup yang layak tidak tercukupi. Penyebabnya, adalah ledakan penduduk
yang tidak tertangani.
Di
tengah-tengah kawasan ledakan penduduk, individu kesulitan mengadakan adaptasi
akibat beragamnya budaya, norma dan politik. Sebagai dampaknya individu selalu
mengembangkan pola tingkah laku menyimpang, dengan jalan berbuat semau sendiri
demi keuntungan pribadi, yang kemudian dapat mengganggu dan merugikan orang
lain.
Pencurian,
perampokan, pembunuhan, pemerkosaan dan bunuh diri bisa terjadi di dalam
masyarakat yang meledak populasinya. Yang paling membahayakan, kejahatan
dilakukan seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang bulu. Penyakit sosial
seperti itu disebabkan ledakan penduduk yang menuntut pasokan kebutuhan hidup
layak tak tercukupi. Konsekuensinya, tindakan kriminal muncul dan menghiasi
ruang kehidupan.
No comments:
Post a Comment