Tuesday, June 17, 2014

Ledakan Penduduk Memutus Rantai Kehidupan

Paradigma Pembangunan Kependudukan
Pemerintah sebagai pengarah dan perencana pembangunan mempunyai peranan besar. Kemakmuran suatu negara dapat diukur melalui ekonominya. Pembangunan dari sektor ekonomi yang berbasis kerakyatan menjadi faktor penentu bagi kehidupan yang layak. Dalam rangka menumpas masalah kemiskinan, kesehatan, ekonomi dan peindidikan yang disebabkan salah satunya dari ledakan penduduk harus menjadi prioritas utama pemerintah.
Meningkatnya populasi manusia merupakan masalah sosial dari rantai hidup yang bersifat sistemik. Realita sosial seperti itu akan menjadi penghambat pembangunan suatu negara. Untuk menumpasnya, diperlukan pendekatan dan pemahaman masalah yang komprehensif. Langkah politik yang diambil pemerintah hendaknya bersukma keadilan bagi setiap rakyatnya agar tercipta iklim kehidupan yang sehat.
Sinergi antara lembaga negara, lembaga swasta terlebih-lebih masyarakat hendaknya terbangun suatu koordinasi yang integral dan saling menguntungkan. Masyarakat yang mengalami ledakan penduduk, diajak duduk bersama-sama untuk menuntaskan masalah ini. Karena objek pembangunan adalah masyarakat dan subjek pembangunan adalah pemerintah, diantara keduanya terdapat hubungan yang erat dan terikat.
Pemerintah dan lembaga yang berkutat dalam bidang sosial serta lembaga lainnya, memberikan uluruan tangan yang berisi keadilan agar pemecahan masalah sosial yang ditimbulkan dari berbagai dimensi tertuntaskan. Birokrasi yang mengurusi kepentingan industri, layaknya mengedepankan asas kerakyatan dari setiap langkah dan kebijakan yang ditempuhnya.
Masyarakat sebagai objek pembangunan harus dibangkitkan partisipasinya, dipelihara hasil karyanya dan diarahkan apabila tidak sesuai rencana dan tujuan. Penerapan pembangunan di tengah-tengah masyarakat selalu mendapat tanggapan positif. Maka dari itu, pemerintah, lembaga swasta, maupun masyarakat merapatkan barisan menuju pembangunan yang berbasis keadilan dan kemakmuran. Selain itu, kerjasama antar negara perlu ditingkatkan dalam memecah masalah kependudukan ini.

Solusi dan Program Pendidikan Kependudukan
Ledakan penduduk tidak bisa diprediksi karena beragam faktor sosial. Meski tak terprediksi, ledakan penduduk bisa ditangani. Dampaknya yang buruk membuat kapasitas bumi terancam. Kehawatiran segelintir orang terhadap dampak ledakan penduduk semakin meningkat. Sikap optimis mencari solusi masalah terkadang berbuah manis. Di kalangan pemerintah, ledakan penduduk tak pernah luput dari pembicaraan nasional. Kebijakan yang ditempuh terkadang belum menyentuh akar masalah yang menimbulkan suatu masalah baru. Untuk itu, penangan masalah kependudukan tidak bisa dilakukan oleh satu instansi. Kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat menjadi sangat perlu.

Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan dan Kependudukan
Pemerataan ekonomi baik sektor industri dan masyarakat harus diprioritaskan. Monopoli industri seharusnya tidak dibiarkan meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat. kerjasama dengan daerah dalam pembangunan dan perekonomian dapat menjadi solusi terbaik. Langkah yang dapat diambil adalah seperti berikut ini :
·         Perencanaan dan tujuan pembangunan antara eksekutif, legislatif dan daerah harus sesuai dengan tuntutan masyarakat dan geografisnya.
·         Pemetaan wilayah industri dan ekenomi yang merata.
·         Orientasi pembangunan sarana dan prasarana yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.
·         Distribusi penduduk untuk menciptakan lahan baru ekonomi serta stimulus produktivitas ekonomi masyarakat.
·         Penelitian kesehatan dan kependudukan yang dijalankan secara priodik.
·         Kampanye alat kontrasepsi dan program keluarga berencana (KB) untuk menghambat laju angka populasi.
·         Peningkatan pelayanan kesehatan, pendidikan dan pembangunan perumahan yang layak huni tanpa memberatkan beban ekonomi masyarakat.
·         Pemerintah, masyarakat dan para pemangku kepentingan duduk ditengah-tengah masyarakat untuk menumpaskan masalah ledakan penduduk.
·         Mendorong opinion leader agar perencanaan keluarga dapat diterima dikalangan masyarakat tanpa berbenturan dengan nilai-nilai budaya dan agama.
·         Menghadirkan layanan konsultasi keluarga dan kesehatan.
·         Lemabaga swasta, program corporate social responsibility (CSR) perusahaan perlu ditingkatkan peranannya.
·         Pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan keterampilan dan keahlian.
·         Memaksimalkan anggaran untuk program pemberdayaan masyarakat.

Program Pendidikan Kependudukan
·         Perubahan budaya, stigma dan pola hidup masyarakat.
·         Pemakaian alat kontrasepsi dalam menghambat kesuburan.
·         Perencanaan keluarga seperti program keluarga berencana (KB).
·         Pendidikan dan penyuluhan keluarga ideal.
·         Membangun semangat egaliter penduduk dalam rangka kegiatan sosial seperti peremajaan lingkungan dan penanaman pola hidup yang sehat.

Ledakan Penduduk Memutus Rantai Kehidupan
Dampak ledakan penduduk adalah suatu fenomena sosial yang tak dapat dihindari. Sumber Daya Alam (SDA) tidak akan lagi mencukupi kebutuhan umat manusia, dan pada akhirnya akan menyebabkan krisis multi dimensi. Kebutuhan konsumsi yang meningkat akibat dari ledakan penduduk melahirkan bentuk eksploitasi baru. Selain kebutuhan material, manusia membutuhkan lahan tempat bermukim dengan kapasitas yang cukup−dimana bumi memliki lahan yang terbatas untuk menampung isinya. Seperti analogi sebuah kolam akan mengering jika terlalu banyak eceng gondok di dalamnya.
Sumber daya alam yang dikuras habis dengan bentuk eksploitasi baru akan mempercepat kematian bagi generasi mendatang. Rantai makanan, ruang hidup serta bahan material lainnya terkikis habis tanpa meninggalkan jejak karena tuntutan hidup yang tinggi.
Hutan belantara kini beralih menjadi lapangan tambang, satwa liar banyak dipinggirkan akibat perluasan lahan, ladang rumput dibabat habis menjadi landasan terbang serta pegunungan yang dikuliti oleh proyek pembangkit tenaga listrik air.
Hasil produksi yang tidak setara dengan tuntutan dari ledakan penduduk mendapat perhatian serius di kalangan tertentu. Jika diukur dalam bentuk kuantitatif, pertumbuhan yang ideal seharusnya jumlah hasil produksi melebihi jumlah populasi. Pandangan seperti itu dianggap kurang memecahkan masalah karena dapat melahirkan bentuk eksploitasi sumber daya alam yang ekstrim.
Roda kehidupan berjalan dengan begitu dinamis. Fenomena baru akan selalu muncul tanpa terprediksi. Masalah kependudukan yang destruktif muncul tanpa terkendali. Meningkatnya mobilitas dan interaksi mempersempit ruang hidup di muka bumi.

Dikotomi Dampak Ledakan Penduduk
Seiring dengan pembangunan, ledakan penduduk memberikan kontribusi berupa meningkatnya perekonomian. Ketersediaan pasokan tenaga kerja yang maksimal sebagai penyambung jalannya roda kehidupan ekonomi. Meningkatnya ruang gerak manusia membuka celah bisnis baru.
Dari aspek kesehatan, terkonsentrasinya penduduk akibat dari meningkatnya populasi manusia memberikan arti tersendiri. Pelayanan kesahatan akan mudah diakses. Penanggulangan penyakit tidak memakan waktu yang relatif lama.
Dalam tulisan ini saya akan membahas dampak negatif ledakan penduduk seperti kemiskinan dan kesenjangan sosial, kesehatan lingkungan dan pendidikan, meningkatnya kebutuhan pokok, konsentrasi ekonomi dan industri, kriminalitas dan solusinya. Ledakan penduduk yang paling membahayakan kehidupan, ketika angka pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diiringi dengan percepatan pertumbuhan ekonomi yang memadai akan menimbulkan kemiskinan dan keterbelakangan.

Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial
Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi sebagai akibat dari ledakan penduduk. Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan sosial dan pengangguran yang selanjutnya meningkat menjadi pemicu ketimpangan pendapatan dan kesenjangan di tenah-tengah masyarakat. Kesenjangan sosial dan melebarnya jurang kaya miskin akan menimbulkan persoalan sosial maupun politik. Kemiskinan pada ledakan penduduk meliputi kurangnya pangan, sandang dan perumahan yang tidak layak. Terbatasnya kepemilikan tanah, alat-alat produksi dan akses pendidikan dan kesehatan yang sulit akibat rendahnya daya beli. Akses terbatas yang dialami penduduk seperti itu dapat merusak kelangsungan hidup.
Minimnya sumber-sumber produksi, umumnya terjadi pada penduduk miskin. Mereka yang berada di kawasan padat penduduk yang tidak memiliki sumber produksi sendiri senantiasa mencari jalan altrnatif meski kerap melanggar aturan dan tidak memperdulikan aspek kesehatannya. Ketidakmungkinan memiliki aset produksi kerap terjadi saat ledakan penduduk meningkat. Pendidikan yang rendah dan area pemukiman kumuh menjadi lukisan sehari-hari dalam ruang hidupnya.
Tuntutan dasar yang tidak terpenuhi dengan maksimal akibat terbatasnya lapangan pekerjaan menyebabkan pengangguran. Kondisi sosial psikologis seperti kurangnya motivasi, kemalasan, stress dan kurangnya relasi adalah realita umum ledakan penduduk oleh ketidakmerataan ekonomi dan lapangan pekerjaan yang sulit. Seiring meningkatnya penduduk tanpa diiringi dengan pertumbuhan ekonomi yang sesuai membuka kantong-kantong kemiskinan baru.
Tidak meratanya pendapatan menciptakan jurang pemisah yang lebar. Ledakan penduduk menghadirkan berbagai bentuk pendapatan yang timpang karena terbatasnya lahan dan sumber ekonomi. Beruntung bagi penduduk yang mendapatkan pekerjaan layak jika dibandingkan dengan tetangganya yang tidak mencukupi. Kesenjangan ekonomi dalam ledakan penduduk bukan keadaan yang laten. Wujudnya bisa ditelisik melalui konsumsi dan pendapatannya. Akar kemiskinan yang tidak mencukupi tuntutan dasar merupakan kontribusi besar terhadap kesenjangan sosial.

Kesehatan, Lingkungan dan Pendidikan
Ledakan penduduk yang tidak diinginkan memicu berbagai macam bentuk penyakit yang merusak kesehatan. Di wilayah yang mengalami ledakan penduduk cenderung memiliki konsumsi yang tinggi. Peningkatan jumlah populasi mengguras pasokan makanan dan air sebagai kebutuhan dasar dengan cepat. Akbiat dari tingginya konsumsi dapat menghasilkan limbah yang tidak terkendali. Lingkungan yang limbahnya tidak ditangani (daur ulang) dapat berkembang biak menjadi penyakit.
Dengan buruknya pola hidup yang terdapat pada wilayah ledakan penduduk juga dapat merusak ekosistem. Penyakit menular seperti malaria dan diare merambat ke suluruh lingkungan karena minimnya penanggulangan kesehatan dan keterbatasan biaya karena vektor-vektor penyakit yang muncul dari limbah yang tidak dikelola.
Interaksi dan mobilitas yang tinggi di kalangan ledakan penduduk juga menciptakan kebisingan. Ketidakkondusifan seperti itu terjadi disaat pemenuhan kebutuhan sosial atau kelayakan hidup yang minim. Selain itu, polusi udara akibat tingginya interaksi sosial dapat menyebabkan kesehatan mental terganggu. Tempat tinggal yang tidak tertata baik sebagai akibat kecilnya lahan perumahan membawa kontribusi besar pencemaran lingkungan.
Air dan makanan yang terkontaminasi memberi efek buruk terhadap kelangsungan hidup. Saluran air yang buruk menjadi sumber utama penyakit. Distribusi air dikawasan ledakan penduduk banyak yang kurang memadai. Hal itu terjadi disaat kebutuhan air yang tinggi tidak ditangani dengan bijak. Air bersih yang didistribusikan cenderung mengejar target (menutupi permintaan yang tinggi) tanpa mempertimbangkan kesehatan dan kelayakan. Saluran pembuangan air dikalangan penduduk yang membeludak menjadi permasalahan serius. Apabila saluran pembuangan air tidak berjalan optimal akan menimbulkan wabah-wabah penyakit baru.
Konsumsi makanan diwilayah ledakan penduduk tidak terdeteksi dengan baik. Kandungan gizi yang cukup tidak menjadi patokan kesehatan dikalangan mereka. Sulitnya mendapatkan makanan karena harga mahal dan pasokan yang menipis menjadi penyebab utamanya. Pola konsumsi seperti ini terjadi di kalangan penduduk yang populasinya meningkat drastis yang disebabkan tuntutan konsumsi yang tinggi. Akibatnya, malnutrisi sering terjadi.
Sulitnya akses dan jaminan pendidikan sering menjadi penghambat. Terbatasnya daya tampung pendidikan seiring ledakan penduduk yang meningkat dapat memunculkan kebodohan. Minimnya daya intelektual seperti itu akan melumpuhkan produktivitas seseorang. Pendidikan sebagai investasi utama masa depan tidak pernah didapatkan dengan maksimal pada ledakan penduduk yang membawa efek buruk dan bencana. Lemahnya pendidikan dan daya intelektual menjadi akar masalah ditengah-tengah ledakan penduduk.
Kesehatan yang kurang karena konsumsi yang tidak terlindungi  mengakibatkan limbah yang tidak tertanggulangi berdampak pada lingkungan dan pendidikan. Dampak seperti itu berada diledakan penduduk yang bisa memutus rantai hidup.

Kebutuhan Pokok yang Meningkat
Era globalisasi ditandai dengan perdagangan bebas. Tidak adanya hambatan dalam sirkulasi barang menimbulkan berbagai bentuk bisnis baru. Peluang besar bagi mereka yang ingin memanfaatkan fenomena kontemporer yang namanya globalisasi. Hembusan angin segar berharap dibawa oleh globalisasi bagi kalangan yang kurang mampu terlebih-lebih masyarakat yang dilanda ledakan penduduk.
Kawasan padat penduduk atau populasi yang tinggi memiliki tingkat konsumsi yang lebih besar. Diperkirakan, tingkat konsumsi yang penduduknya banyak berjumlah tiga kali lipat dari penduduk yang relatif sedikit. Kebutuhan pangan, sandang, papan dan energi menjadi nafas kedua. Kebutuhan primer seperti itu melonjak drastis apabila ledakan penduduk meningkat. Krisis pangan terjadi ketika permintaan yang tinggi tidak diimbangi dengan pasokan yang memadai. Minimnya pasokan pangan menyebabkan krisis kehidupan multidimensi. Kelangsungan hidup akan terputus disaat pasokan pangan tidak bisa menyuplai jumlah populasi manusia.
Di sektor energi seperti minyak, listrik dan gas mengalami hal yang sama dengan kebutuhan primer. Sumber daya alam yang menipis mendapat kehawatiran serius bagi masyarakat yang jumlahnya banyak. Ledakan penduduk menciptakan mobilisasi kehidupan yang baru dan kompleks. Kejadian seperti itu akan menimbulkan krisis energi karena ketergantungan terhadapnya. Suplai energi akan menipis seiring tingginya konsumsi dan permintaan. Tuntutan seperti itu berhulu dari ledakan penduduk.
Barang-barang yang menjadi komoditas seperti diatas akan mudah mengalami ketidakstabilan harga karena tuntutan dan permintaan yang tidak menentu. Ledakan penduduk yang terjadi pada era globalisasi saat ini dapat melumpuhkan kehidupan karena produktivitas ekonomi yang tidak stabil.

Konsentrasi Ekonomi dan Industri
Fenomena tumpukan penduduk terjadi ketika pembangunan ekonomi tidak merata. Urbanisasi yang melanda beberapa kota di Indonesia dikarenakan sumber-sumber produksi perekonomian terkonsentrasi pada satu wilayah. Terpusatnya kawasan ekonomi dan industri menyebabkan konsentrasi penduduk yang sewaktu-waktu bisa menjadi bom waktu. Kaum urban yang tinggal di wilayah industri senantiasa berkonflik karena sistem kompetisi yang diterapkan manejemen industri. Ledakan penduduk seperti itu akan menyulitkan pertumbuhan ekonomi yang sudah diketengahkan.
Bagi mereka yang menguasai sumber-sumber produksi yang dimonopoli atas satu teritorial, cenderung menerapkan sistem kerja kebut semalam. Sistem itu dilakukan karena masih banyaknya tenaga kerja yang menganggur di lingkungan industri kawasan padat penduduk. Individu yang dipekerjakan oleh industri, suatu saat tidak dipakai lagi karena meningkatnya populasi manusia yang bisa dibayar dengan upah yang tak layak. Kebijakan manejemen industri seperti itu mengakibatkan pilih bulu atau rekrutmen tenaga kerja yang tidak adil.
Faktor pertama yang menyebabkan terkonsentrasinya wilayah ekonomi dan industri di satu wilayah adalah pemberian surat izin usaha. Pengeluaran surat izin usaha yang berpayung hukum cenderung didapati dengan cara yang tidak halal. Meskipun diterapkannya standar operasional dan berbagai bentuk rekomendasi lainnya, pelaku industri sering mengabaikannya. Sementara di kalangan pemberi lisensi, tindakan pelaku industri yang merugikan itu tidak menjadi pertimbangan matang yang dapat menyebabkan monopoli lokasi industri.
Faktor kedua adalah sikap dan kebijakan peragmatis pelaku ekonomi dan industri dalam melirik konsumen dan tenaga kerja.  Operasi ditempatkan dikawasan padat penduduk agar calon pekerja bisa didapat dengan mudah. Kawasan padat penduduk dinilai memiliki potensi pengurangan biaya produksi industri. Selain itu, tuntutan upah layak dari tenaga kerja industri akan terminimalisir. Kawasan padat penduduk selalu menjadi incaran pelaku industri karena posisinya yang strategis. Mereka selalu mengumandangkan pertumbuhan ekonomi, pekerjaan yang layak dan mengurangi pengangguran. Akan tetapi, apabila dilihat lebih jauh akan menimbulkan kawasan penduduk yang tidak tertata dengan baik karena meningkatnya populasi manusia pada satu wilayah industri.
Faktor ketiga, perluasan daerah produksi sering terjadi karena diterapkannya sistem pruduksi massal dalam memenuhi tuntutan pasar. Dengan meluasnya kegiatan industrialisasi, penyerapan tenaga kerja akan meningkat. Kawasan padat penduduk akan meningkat pula seiring meluasnya proses produksi dan segmentasi pasar.
Dari ketiga faktor tadi dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan sumber daya alam yang tidak merata atau mobilitas ekonomi dan industri yang terpusat menyebabkan ledakan penduduk pada satu wilayah akibat dari monopoli dan tidak meratanya distribusi penduduk.

Kriminalitas
Ledakan penduduk meningkatkan mobilitas hidup dan berbagai bentuk tindakan sosial di tengah-tengahnya. Tingginya angka kelahiran dan fertilitas akibat faktor-faktor alamiah yang menyebabkan ledakan penduduk rawan konflik. Maraknya tindakan kriminal yang menyimpang dari norma-norma umum membawa depresi buruk karena tuntutan hidup yang layak tidak tercukupi. Penyebabnya, adalah ledakan penduduk yang tidak tertangani.
Di tengah-tengah kawasan ledakan penduduk, individu kesulitan mengadakan adaptasi akibat beragamnya budaya, norma dan politik. Sebagai dampaknya individu selalu mengembangkan pola tingkah laku menyimpang, dengan jalan berbuat semau sendiri demi keuntungan pribadi, yang kemudian dapat mengganggu dan merugikan orang lain.
Pencurian, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan dan bunuh diri bisa terjadi di dalam masyarakat yang meledak populasinya. Yang paling membahayakan, kejahatan dilakukan seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang bulu. Penyakit sosial seperti itu disebabkan ledakan penduduk yang menuntut pasokan kebutuhan hidup layak tak tercukupi. Konsekuensinya, tindakan kriminal muncul dan menghiasi ruang kehidupan.

No comments:

Post a Comment